Kalau kamu udah sering ngulik-ngulik CSS, pasti udah gak asing sama yang namanya RGB atau Hex Color. Tapi, pernah nggak kamu denger soal HSL? Eits, ini bukan singkatan dari nama boyband ya! HSL itu adalah cara lain buat nentuin warna di CSS yang bisa dibilang lebih “manusiawi” karena ngikutin logika warna yang biasa kita lihat di kehidupan sehari-hari. Yuk, kita kupas tuntas soal HSL dan temen-temennya!
1. Apa Itu HSL Value?
HSL adalah singkatan dari Hue, Saturation, dan Lightness. Tiga komponen ini bekerja sama buat nyiptain warna yang bisa kamu pakai di CSS.
Format penulisannya kayak gini:
color: hsl(hue, saturation, lightness);
CSSMisalnya:
color: hsl(200, 100%, 50%);
CSSContoh Kode HTML + CSS:
<!DOCTYPE html>
<html>
<head>
<style>
.hsl-box {
background-color: hsl(200, 100%, 50%);
color: white;
padding: 20px;
text-align: center;
}
</style>
</head>
<body>
<div class="hsl-box">Ini warna dengan HSL(200, 100%, 50%)</div>
</body>
</html>
HTMLHasilnya:

Nah, yuk kita bahas satu per satu!
2. Hue: Si Penentu Warna Utama
Hue adalah nilai yang nentuin warna dasarnya, kayak merah, biru, hijau, ungu, dan teman-temannya. Nilainya berbentuk derajat (°) dari 0 sampai 360.
- 0° = Merah
- 120° = Hijau
- 240° = Biru
- 360° = Balik lagi ke Merah
Bayangin kayak roda warna (color wheel). Kamu tinggal muter sesuai angka derajat buat dapetin warna yang kamu mau.
Contoh:
color: hsl(0, 100%, 50%); /* Merah */
color: hsl(120, 100%, 50%); /* Hijau */
color: hsl(240, 100%, 50%); /* Biru */
CSS3. Saturation: Seberapa “Ngejreng” Warnanya?
Saturation itu semacam “intensitas” warna. Dia nunjukin seberapa pekat atau cerah warnanya.
- 100% = warna full, vivid, cerah banget
- 0% = warna jadi abu-abu (alias nggak ada warna sama sekali)
Jadi, kamu bisa atur saturation buat dapetin kesan warna yang lebih kalem atau lebih gonjreng sesuai kebutuhan desainmu.
Contoh:
color: hsl(200, 100%, 50%); /* Biru cerah */
color: hsl(200, 50%, 50%); /* Biru kalem */
color: hsl(200, 0%, 50%); /* Abu-abu */
CSS4. Lightness: Si Penentu Terang-Gelap
Lightness itu yang ngatur seberapa terang atau gelap warnanya.
- 0% = Hitam total
- 50% = Warna asli
- 100% = Putih total
Kalau kamu mainin lightness, kamu bisa dapet warna yang sama tapi dalam versi lebih terang atau lebih gelap.
Contoh:
color: hsl(200, 100%, 25%); /* Biru gelap */
color: hsl(200, 100%, 50%); /* Biru normal */
color: hsl(200, 100%, 75%); /* Biru terang */
CSS5. Shades of Gray dengan HSL
Uniknya, kamu bisa dapetin berbagai shade abu-abu (gray) cuma dengan mengatur lightness dan bikin saturation-nya 0%.
Contoh:
color: hsl(0, 0%, 10%); /* Abu-abu sangat gelap */
color: hsl(0, 0%, 50%); /* Abu-abu netral */
color: hsl(0, 0%, 90%); /* Abu-abu sangat terang */
CSSYang kamu ubah cuma bagian lightness-nya aja, sisanya tetap. Simpel, kan?
Contoh KKode HTML + CSS:
<!DOCTYPE html>
<html>
<head>
<style>
.gray-dark {
background-color: hsl(0, 0%, 20%);
}
.gray-medium {
background-color: hsl(0, 0%, 50%);
}
.gray-light {
background-color: hsl(0, 0%, 80%);
}
.box {
color: black;
padding: 15px;
margin: 10px 0;
text-align: center;
}
</style>
</head>
<body>
<div class="box gray-dark">Gray 20%</div>
<div class="box gray-medium">Gray 50%</div>
<div class="box gray-light">Gray 80%</div>
</body>
</html>
HTMLHasilnya:

6. HSLA: HSL Versi Transparan
Sama kayak RGB yang punya RGBA, HSL juga punya versi transparannya, yaitu HSLA. Tambahan A di akhir itu artinya Alpha, yang ngatur transparansi warna.
Formatnya:
color: hsla(hue, saturation, lightness, alpha);
CSSAlpha-nya bernilai dari 0 sampai 1:
- 0 = transparan banget (invisible)
- 1 = nggak transparan (solid)
Contoh:
color: hsla(0, 100%, 50%, 1); /* Merah solid */
color: hsla(0, 100%, 50%, 0.5); /* Merah transparan 50% */
color: hsla(0, 100%, 50%, 0.1); /* Merah hampir transparan */
CSSCocok banget dipakai buat efek bayangan, overlay, atau background yang pengen tetap keliatan tapi nggak nutupin isi kontennya.
Contoh kode HTML + CSS:
<!DOCTYPE html>
<html>
<head>
<style>
.transparansi {
background-color: hsla(0, 100%, 50%, 0.5); /* merah transparan */
color: white;
}
</style>
</head>
<body>
<div class="transparansi">Ini HSLA dengan transparansi</div>
</body>
</html>
HTMLHasilnya:

Kenapa Harus Pakai HSL?
Nah, mungkin kamu bertanya-tanya: “Kenapa sih harus repot-repot pake HSL? RGB juga bisa, kan?”
Yup, bisa banget. Tapi HSL punya beberapa keuntungan:
- Lebih manusiawi: Kamu bisa mikir kayak desainer—“aku mau warna biru yang lebih terang dikit” tinggal naikin lightness.
- Mudah bikin palet warna: Gampang banget ngatur tone warna yang konsisten, misalnya buat tema terang dan gelap.
- Shades dan transparansi lebih fleksibel: Ngatur opacity langsung dari HSLA, nggak perlu extra langkah.
Penutup
Jadi, HSL dan HSLA itu sebenernya tools keren yang udah disediain CSS buat bantu kamu ngatur warna dengan lebih fleksibel dan natural. Nggak cuma soal estetika, tapi juga soal kenyamanan dan konsistensi desain.
Kalau kamu belum pernah coba, sekarang waktunya! Main-mainlah dengan nilai hue, saturation, dan lightness, dan lihat gimana desain web kamu bisa berubah drastis cuma gara-gara ngatur warna dengan cara yang lebih “pintar”.
Tips Akhir: Kamu bisa pakai tool kayak HSL Color Picker buat eksperimen dan ngeliat hasilnya langsung. Cobain aja, dijamin seru!
Kalau kamu suka artikel ini, jangan lupa share dan kasih komentar ya! Atau mungkin kamu punya trik pakai HSL yang unik? Cerita di kolom komentar, yuk!
🖌️ Happy Styling, Web Warriors!
Komentar